Langsung ke konten utama

#3: Gaun Putih

Coba tebak, apa yang sedang aku bayangkan sekarang?

Aku sedang membayangkan hari bahagiamu nanti. Dalam bayanganku, hari itu kau sangat terlihat tampan. Jas dan celana bahan putih menyelimuti tubuhmu yang agak gempal itu. Dasi berwarna hitam menyembul sedikit di antara kancing jasmu, seakan dia ingin jadi saksi betapa bahagianya kamu hari itu. Sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat melengkapi penampilanmu. Tak lupa, peci putih menutup rambutmu yang lebat itu. Hhmm... aku rasa tanpa peci pun kamu sudah cukup menarik. Hanya perlu sedikit minyak rambut dan voila, kau bagai raja hari itu.

Aku bisa bayangkan seperti apa mempelaimu nanti. Gaun putih bersih dengan sedikit ornamen mutiara menutupi tubuh indahnya. Roknya yang mekar membuat high heels putihnya terlihat sedikit. Wajahnya dirias dengan natural, sesuai permintaanmu. Katamu, kamu ingin melihat wajahnya tanpa riasan berlebih pada hari bahagia kalian. Hijabnya ditata dengan sederhana, sesuai permintaanmu juga. Hari itu, perempuan anggun itu bagaikan pesanan yang siap kamu nikmati seumur hidupmu nanti.

Aku bayangkan kalian akan saling memandang satu sama lain. Senyum kalian mekar sepanjang hari. Tangannya tak akan kamu lepas barang hanya sedetik. Kalian tak akan sungkan-sungkan untuk memamerkan cincin di jari manis kalian pada hadirin yang datang. Semua gerak-gerik kalian diabadikan oleh fotografer profesional.

Aku berani yakin, perempuan itu bukan aku, walaupun aku menginginkannya.

Aku bukan sebaik-baik perempuan yang pantas mendampingimu di sana. Ada yang lebih baik, yang mungkin akan segera kautemukan. Ada yang lebih pantas untuk kaubahagiakan. Ada yang lebih cantik, yang lebih dapat kauharapkan.

Perempuan itu... dia akan lebih mampu membuat harimu dipenuhi kebahagiaan. Dia tak akan mengecewakanmu. Dia akan memperlakukanmu dengan baik. Dia sanggup memenuhi semua harapanmu. Mungkin, dia semacam bidadari tak bersayap yang akan dikirimkan padamu suatu saat nanti.

Sedang aku, pilu, penuh dengan kekecewaan. Amin paling seriusku untuk selalu bersamamu tak diterima oleh semesta. Semesta lebih memilih untuk membuatmu bahagia bersama yang lain. Semesta lebih menyayangimu.

Aku tak apa, sungguh. Hidupku sudah dipenuhi rasa sakit dan kehilanganmu cukup untuk menambah penderitaannya. Aku tak apa, sungguh. Melihatmu bahagia dengan yang lain sudah teramat sangat cukup untuk membuatku terluka.


--dari aku, yang panjatan doanya ditolak alam raya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Aksi 24 September 2019

Halo, semuanya! Selamat segala waktu. Dua hari yang lalu, tepatnya 23 September 2019, beberapa daerah di Indonesia mengadakan aksi mahasiswa, ada Jogja dengan #GejayanMemanggil, ada Solo dengan #BengawanMelawan, ada Surabaya dengan #SurabayaMenggugat, dan lain-lain. Aksi-aksi tersebut dilakukan dalam rangka menggugat agar diadakannya revisi UU KPK dan menolak RKUHP. Para demonstran didominasi oleh mahasiswa dari berbagai kampus. Sebelumnya, minggu lalu, tepatnya Selasa, 17 September, telah diadakan aksi serupa. Namun, aksi tersebut fokus pada penolakan RUU KPK dan RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual). Aksi tersebut dinamai dengan aksi Reformasi Dikorupsi dan diadakan di depan Gedung DPR/MPR. Kemarin. Selasa, 24 September, telah berlangsung aksi besar-besaran yang diikuti oleh seluruh mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya. Terdapat puluhan kampus yang bergabung dalam aksi Tuntaskan Reformasi tersebut. Bisa dibilang, aksi ini lebih besar dari aksi sebelumnya karena bertepat...

Corona, Oh.. Corona: Sedikit Opini Mengenai Covid-19

Halo semuanya! Selamat segala waktu. Akhir-akhir ini, semua media, baik cetak maupun daring, berlomba-lomba memberikan kabar mengenai virus Covid-19 atau akrab disebut virus Corona. Virus yang datang dari China ini sudah menewaskan 4.940 jiwa dari total 131.627 kasus di seluruh dunia ( https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/14/080000165/pelajaran-dari-pasien-sembuh-virus-corona--jangan-panik-berikut-kisahnya-?page=1 ). Sementara itu, belum ditemukan antivirus untuk menangkal virus tersebut. Sumber ada pada gambar Gue tidak akan banyak menulis mengenai virus itu karena gue nggak mau apa yang gue tulis ini salah dan berujung pada hoaks. Gue sadar diri kalau pengetahuan gue tentang virus itu masih sangat sedikit. Cukup kalian baca artikel dari WHO atau laman berita untuk mengetahui Corona lebih lanjut. Gue di sini cuma akan membagikan opini mengenai dampak yang gue rasain secara pribadi--atau mungkin yang dirasain juga sama mahasiswa kayak gue. Beberapa waktu lalu, tepatnya Jum...

Catatan Khusus Hari Kartini: Jadi Wanita Mandiri atau Bergantung pada Lelaki?

Halo, semuanya. Selamat segala waktu. Tentu kita tahu bahwa hari ini Indonesia sedang memperingati hari kelahiran salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Apa lagi kalau bukan Hari Kartini. Seperti yang kita pelajari di buku Ilmu Pengetahuan Sosial sejak SD sampai SMA, Raden Ajeng Kartini merupakan sosok wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Beliau berjuang lewat tulisan, salah satu yang terkenal adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Atas perjuangan wanita Jepara tersebut, wanita Indonesia kini dapat merasakan sisi manisnya. Mereka punya akses yang lebar dalam mengenyam pendidikan dan mendapat pekerjaan. Diskriminasi gender semakin berkurang. Walaupun kadang masih ada satu dua oknum yang menganggap bahwa wanita itu lemah. Sebut saja oknum itu sebagai kaum patriarki, hehe. Akses yang lebar ini tentunya turut mempengaruhi pola pikir kaum wanita. Ada yang mendeklarasikan diri sebagai wanita alfa, ada pula yang masih berpikir bahwa pemenuhan kebutuhannya adalah kewajiba...