Langsung ke konten utama

Lulusan UI Gaji 8 Juta Nggak Cukup?

Halo semuanya. Selamat segala waktu!

Akhir-akhir ini, media sosial lagi ramai ngomongin Instagram story seseorang yang isinya tentang fresh graduate UI yang dapat tawaran gaji 8 juta dari perusahaan lokal. Dengan sombongnya, dia nggak terima dapat gaji segitu hanya dengan alasan kalau dia lulusan UI. Dia nggak mau disamain sama fresh graduate dari kampus lain.

Jujur, gue nggak tau siapa yang bikin story itu. Tapi siapapun dia, SUMPAH LU SOMBONG BANGET, BEGEE!!

Astaghfirullah. Nggak boleh gitu *ngelus dada*

Cukup segitu aja hujatan gue ke dia karena dia udah dapet hujatan yang lebih banyak dan kejam dari warganet. Gue cuma mau nulis tanggapan gue mengenai hal tersebut. Karena gue berstatus mahasiswa tahun ketiga dan belum punya pengalaman magang atau kerja, jadi kalau misal ada yang salah dari tulisan gue ini, tolong dikoreksi di kolom komentar, ya.

Pasti banyak dari kalian yang bilang kalo dia kurang bersyukur. Ya, emang benar. Gaji 8 juta untuk fresh graduate bukan angka yang kecil, walaupun dia lulusan UI sekali pun. Di luar sana banyak fresh graduate yang susah payah cari kerjaan. Sekali dapet, gaji mereka pasti nggak seberapa. Belum lagi yang honorer atau pegawai tidak tetap. Dan ini, si biang kerok ini, malah kurang bersyukur dapet gaji segitu.

Gue berani bilang kalau lulusan UI nggak bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan informasi yang gue dapat dari akun Instagram @univ_indonesia, lulusan UI punya keunggulan tersendiri, di antaranya cepat mengerti, dapat beradaptasi dengan baik, menguasai pengetahuan dalam bidang kerja, memiliki kemampuan belajar, dapat bekerja sama dengan tim, dan penuh inisiatif. Sebanyak 83% institusi yang menggunakan lulusan UI merasa puas dengan kinerja mereka. Jadi nggak salah juga kalau anak UI minta digaji tinggi. Ada harga ada rupa, cuy.

Selain itu, berdasarkan informasi dari Kumparan, gaji lulusan baru UI tuh 46,2% berada di kisaran 3-6juta. Tentu itu bukan ukuran yang kecil sebagai lulusan baru. Kalau dia bisa tumbuh dan berkembang di perusahaan tersebut, nilai gajinya pasti bakal naik juga.

Barusan gue nonton video reaksinya Bang Raditya Dika soal kejadian ini. Dia ngasih dua kemungkinan. Pertama, mungkin saja yang bikin story ini bukan anak UI, sehingga ini jadi hoaks. Kedua, kalau emang dia anak UI, kita tentu nggak bisa menggeneralisasikan bahwa semua lulusan UI begitu. Mungkin dia cuma oknum yang merasa dirinya hebat hanya karena dia lulusan UI, siapa tau?

Kita sebagai warganet, selain menghujat (hehe), sepatutnya kita juga harus kritis terhadap hal ini. Kita nggak bisa langsung serta-merta menilai bahwa semua lulusan UI itu sombong. Jangan sampai kalian jadi benci sama temen kalian yang anak UI hanya karena ada berita ini. Udah cukup lah kampus gue ramai gara-gara aksi tolak secure parking, jangan ditambah lagi isunya. Malu-maluin tau:(

Kalau lu yang dapet gaji segitu, lu bakal gimana?

Gue? Hhmm, mungkin bakal gue terima. Gue kan perantau. Gue udah belajar buat mengatur keuangan gue sehemat mungkin agar setidaknya gue punya uang sisa buat ditabung atau beli keperluan mendadak yang lain. Fyi aja, 8 juta itu hampir enam kali lipatnya jatah bulanan gue wkwk. Kalau dapet segitu ya gue langsung terima, lah.

Nah, dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika 8 juta itu nggak cukup buat si pembuat story ini, mungkin aja standar hidup doi tinggi. Mungkin dia tinggal di apartemen, makan nggak mau di warteg, butuh kuota lebih buat push rank, atau butuh uang tambahan buat bayar cicilan mobil. Siapa tau, kan?

Standar hidup orang beda-beda. Kalau emang 8 juta nggak cukup, sah-sah aja dia nolak. Tapi caranya itu yang salah. Gue bukan bermaksud membela dia, tapi kita coba buat berpikir positif aja walaupun sebenarnya bawaannya pengen menghujat dia mulu:))

Oke, cukup sekian tulisan gue kali ini. Jujur ya, sebenarnya gue dilema apakah harus nulis tentang ini atau nggak. Tapi karena ada orang yang DM gue dan minta tanggapan gue, yaudah gue tulis aja sekalian di blog. Oh iya, sumber yang gue sertain bakal gue tulis tautannya di bawah, ya.

Sampai jumpa di ruang selanjutnya dan selamat segala waktu!

@univ_indonesia: https://www.instagram.com/p/B0S-9_NlOJ3/?igshid=zr571b4isay8
@kumparancom: https://www.instagram.com/p/B0VzVGDAFEh/?igshid=107fusixbnpye

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Aksi 24 September 2019

Halo, semuanya! Selamat segala waktu. Dua hari yang lalu, tepatnya 23 September 2019, beberapa daerah di Indonesia mengadakan aksi mahasiswa, ada Jogja dengan #GejayanMemanggil, ada Solo dengan #BengawanMelawan, ada Surabaya dengan #SurabayaMenggugat, dan lain-lain. Aksi-aksi tersebut dilakukan dalam rangka menggugat agar diadakannya revisi UU KPK dan menolak RKUHP. Para demonstran didominasi oleh mahasiswa dari berbagai kampus. Sebelumnya, minggu lalu, tepatnya Selasa, 17 September, telah diadakan aksi serupa. Namun, aksi tersebut fokus pada penolakan RUU KPK dan RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual). Aksi tersebut dinamai dengan aksi Reformasi Dikorupsi dan diadakan di depan Gedung DPR/MPR. Kemarin. Selasa, 24 September, telah berlangsung aksi besar-besaran yang diikuti oleh seluruh mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya. Terdapat puluhan kampus yang bergabung dalam aksi Tuntaskan Reformasi tersebut. Bisa dibilang, aksi ini lebih besar dari aksi sebelumnya karena bertepat...

Corona, Oh.. Corona: Sedikit Opini Mengenai Covid-19

Halo semuanya! Selamat segala waktu. Akhir-akhir ini, semua media, baik cetak maupun daring, berlomba-lomba memberikan kabar mengenai virus Covid-19 atau akrab disebut virus Corona. Virus yang datang dari China ini sudah menewaskan 4.940 jiwa dari total 131.627 kasus di seluruh dunia ( https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/14/080000165/pelajaran-dari-pasien-sembuh-virus-corona--jangan-panik-berikut-kisahnya-?page=1 ). Sementara itu, belum ditemukan antivirus untuk menangkal virus tersebut. Sumber ada pada gambar Gue tidak akan banyak menulis mengenai virus itu karena gue nggak mau apa yang gue tulis ini salah dan berujung pada hoaks. Gue sadar diri kalau pengetahuan gue tentang virus itu masih sangat sedikit. Cukup kalian baca artikel dari WHO atau laman berita untuk mengetahui Corona lebih lanjut. Gue di sini cuma akan membagikan opini mengenai dampak yang gue rasain secara pribadi--atau mungkin yang dirasain juga sama mahasiswa kayak gue. Beberapa waktu lalu, tepatnya Jum...

Catatan Khusus Hari Kartini: Jadi Wanita Mandiri atau Bergantung pada Lelaki?

Halo, semuanya. Selamat segala waktu. Tentu kita tahu bahwa hari ini Indonesia sedang memperingati hari kelahiran salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Apa lagi kalau bukan Hari Kartini. Seperti yang kita pelajari di buku Ilmu Pengetahuan Sosial sejak SD sampai SMA, Raden Ajeng Kartini merupakan sosok wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Beliau berjuang lewat tulisan, salah satu yang terkenal adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Atas perjuangan wanita Jepara tersebut, wanita Indonesia kini dapat merasakan sisi manisnya. Mereka punya akses yang lebar dalam mengenyam pendidikan dan mendapat pekerjaan. Diskriminasi gender semakin berkurang. Walaupun kadang masih ada satu dua oknum yang menganggap bahwa wanita itu lemah. Sebut saja oknum itu sebagai kaum patriarki, hehe. Akses yang lebar ini tentunya turut mempengaruhi pola pikir kaum wanita. Ada yang mendeklarasikan diri sebagai wanita alfa, ada pula yang masih berpikir bahwa pemenuhan kebutuhannya adalah kewajiba...