Langsung ke konten utama

Hijau atau Merah, Kalian Tetap yang Terbaik

Hai. Selamat segala waktu.

Udah fix dahh gue gatau harus bikin pembuka kayak gimana. Tulisan gue merepresentasikan diri gue kayak gimana. Dan inilah gue, orang yang nggak mau sok asik cuma biar dapet perhatian. Kalau orang emang udah tertarik, kita nggak perlu susah-susah cari perhatian kan?

Tuhkan baru paragraf pertama udah ngomel-ngomel hehe. Balik fokus yuk ke inti tulisan gue kali ini.

Gimana besok? Iya besok, 17 April 2018. Hari ketika anak kelas 12 membuka website yang akan menentukan nasib mereka 4-5 tahun ke depan. Hari ketika anak kelas 12 menangis, entah dapat warna hijau atau merah, entah karena sedih atau bahagia. Gue jamin, setelah kalian buka website itu, yang kalian rasain cuma pengen nangis. Iyaa beneran nangis. Karena gue udah membuktikan :)

17 April 2018 pukul 17.00 WIB, hasil SNMPTN 2018 bakal diumumin. Nggak atau kenapa yaa, gue berasa flashback aja gitu pas gue ngerasain ini juga setahun yang lalu. Sedikit cerita, seminggu menjelang pengumuman SNM tuh gue cuma bisa nangis. Bener-bener gue pasrah sama hasilnya nanti. Nilai semester 5 gue turun, otomatis gue nggak ada harapan dong. Sedangkan gue milih UI dan UB di pilihan SNM gue. Gue udah berdoa tuh, gapapa dah UB, yang penting gue lolos dan bisa nyenengin orang tua gue. Bener-bener pasrah dah.

Pas hari H pengumuman, perasaan gue tambah nggak karuan. Gue mencoba untuk tetap tenang. Tapi makin gue paksa buat tenang, makin gue panik. Apalagi waktu itu ada kejadian ban motor gue bocor di jalan pas gue jemput adik gue. Perasaan gue tambah nggak enak dong. Dari situ gue udah yakin, pasti gue nggak dapet apa yang gue pengenin.

Pulang dari benerin ban, gue tambah kacau. Gue nggak mau makan. Habis sholat dhuhur gue langsung tidur. Karena waktu itu pengumumannya jam 2 siang, gue minta dibangunin jam segitu. Tidur gue pun nggak nyenyak. Beneran gue nggak bisa tenang waktu itu.

Pas jam 2, gue bangun dan dapet kabar kalau server-nya lagi down. Yaudah gue berdiam diri aja di kamar sambil menyiapkan diri untuk menerima apapun hasilnya nanti.

Menjelang jam 3, gue pinjem hpnya umi buat minta tethering. Waktu itu ayah mau berangkat kerja dan umi mau pergi arisan. Gue halangin mereka buat jalan. Gue maunya ditemenin mereka buat buka pengumuman itu. Bahkan gue nyuruh ayah buat nginput nomer peserta gue buat lihat pengumumannya. Dan... tangis gue pecah. Beneran pecah. Nggak nyangka gue dapet hijau! Gue dapet tiket SNM. Gue nggak bisa ngomong apa-apa selain cuma nangis. Umi sama ayah ngasih ucapan selamat, tapi gue cuma bisa nangis :') *oke kesannya cengeng banget ya*

Pas gue lihat layar laptop, disitu nggak ada keterangan gue diterima dimana. Sip, makin gue yakin kalau gue diterimanya di UB. Pas gue buka pengumuman itu di hp, gue dapet UI dong! Tambah nggak bisa ngapa-ngapain gue. Mana waktu itu di rumah nggak ada orang karena umi sama ayah udah berangkat. Gue langsung sholat asar dan bersyukur sebanyak-banyaknya atas apa yang gue dapet hari itu.

Temen-temen, khususnya kelas 12, disini gue nggak bermaksud buat pamer. Gue cuma pengen berbagi cerita. Apapun warna yang kalian dapat nanti, percayalah kalian tetap jadi siswa yang beruntung di antara yang lain. Dapet kesempatan itu nggak gampang. Kalaupun kalian dapet merah, bukan berarti kalian gagal, tapi kalian harus lebih berusaha lagi. Di atas langit masih ada langit, di antara yang terbaik pasti ada yang lebih baik. Intinya, banyak-banyak bersyukur aja :)

Pesan dari gue, tetep semangat atas apapun yang kalian dapet. Yang dapet hijau, jangan terlena sama ini semua. Jangan lupa bersyukur. Inget juga kalau perjuangan kalian yang sebenarnya baru dimulai. Dan buat yang dapet merah, try again guys! Masih ada tes-tes lain yang menunggu kalian. Siapa tau gerbang kesuksesan kalian ada di salah satunya kan. Who knows.

Oke, cukup segini aja tulisan gue kali ini. Terima kasih udah meluangkan waktu untuk membaca. Sampai jumpa di ruang selanjutnya dan selamat segala waktu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Tiga Kali Gagal Nonton Show Cerita Cintaku Raditya Dika, Akhirnya...

Hai, semuanya! Selamat segala waktu. Kalian tahu special show -nya Bang Raditya Dika yang tajuknya Cerita Cintaku, nggak? Itu, tuh, yang sering jadi trending di Youtube. Videonya sih cuma tentang Bang Dika pas baca dan roasting cerita cintanya penonton sih, karena emang Bang Dika kayaknya nggak mau menggunggah show -nya secara lengkap. Jadi, bisa dibilang kalau stand up comedy -nya Bang Dika tahun ini tuh beda dari tahun-tahun sebelumnya. Setiap tahun Bang Dika biasanya selalu menggunggah SUCRD di Youtube, tapi tahun ini tour special show -nya itu videonya dijual di website Cerita Cintaku. Kalian cek aja sendiri deh, kalau gue sertain hyperlink -nya di sini ntar disangkain ngendorse, heuheu . Gue sebagai.. ya, bisa dikatakan penggemarnya Bang Dika, pastinya merasa antusias dengan show ini dong. Apalagi, menurut gue harga tiketnya bisa dibilang terjangkau untuk ukuran komika level Raditya Dika. Namun, keantusiasan gue ini juga diiringi dengan rasa males dan gampang lupanya gue b

Catatan Aksi 24 September 2019

Halo, semuanya! Selamat segala waktu. Dua hari yang lalu, tepatnya 23 September 2019, beberapa daerah di Indonesia mengadakan aksi mahasiswa, ada Jogja dengan #GejayanMemanggil, ada Solo dengan #BengawanMelawan, ada Surabaya dengan #SurabayaMenggugat, dan lain-lain. Aksi-aksi tersebut dilakukan dalam rangka menggugat agar diadakannya revisi UU KPK dan menolak RKUHP. Para demonstran didominasi oleh mahasiswa dari berbagai kampus. Sebelumnya, minggu lalu, tepatnya Selasa, 17 September, telah diadakan aksi serupa. Namun, aksi tersebut fokus pada penolakan RUU KPK dan RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual). Aksi tersebut dinamai dengan aksi Reformasi Dikorupsi dan diadakan di depan Gedung DPR/MPR. Kemarin. Selasa, 24 September, telah berlangsung aksi besar-besaran yang diikuti oleh seluruh mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya. Terdapat puluhan kampus yang bergabung dalam aksi Tuntaskan Reformasi tersebut. Bisa dibilang, aksi ini lebih besar dari aksi sebelumnya karena bertepat

IWD 2020 #EachForEqual: Karena Wanita Tak Hanya Sekadar Ingin Dimengerti

Jadi perempuan itu bagaikan dua sisi koin. Di satu sisi, perempuan itu punya privilese untuk dijaga, dilindungi, diperlakukan dengan lembut, dan diagungkan kecantikannya. Namun, di sisi lain, privilese itu bisa saja jadi lingkaran setan bagi mereka. Harus dijaga dan dilindungi, nanti dianggap lemah. Harus diperlakukan dengan lembut, nanti dianggap manja. Diagungkan kecantikannya, akhirnya muncul standar kecantikan yang dikompetisikan. Jadi perempuan itu (katanya) harus serba bisa. Bisa sekolah tinggi dan cari uang sendiri akan dianggap pandai. Namun, kerjaan rumah harus tetap selesai, mengurus anak tak boleh lalai, dan menyenangkan suami di ranjang harus piawai. Sayangnya, jadi perempuan itu punya banyak risiko: jadi korban marginalisasi dan subordinasi, jadi objek seksualitas, suaranya kurang didengar, didiskriminasi, dibatasi ruang geraknya, dan resiko lain yang mewarnai hidupnya. Perempuan dituntut untuk manut . Dilarang membangkang, apalagi memberontak. Kebebasan seakan